Esensi Mudik Ke Kampung Halaman

Esensi Mudik Ke Kampung Halaman

Subhanallah.  Sedih banget kan mimin denger tiket pesawat Bandung-Medan sampe 21 juta.

Bersyukur mimin ga punya kampung dan ga pernah naik pesawat😁

Yang lucu nya lagi tarif tol juga bukannya turun (kan macet, jadi harusnya kompensasi dong) eh malah naik juga. 🤭 Terus harus pake apa? Ngerondang gitu? Pinjem pintu kemana aja? Atau ga jadi pulang kampung, padahal kesempatan langka kan? apalagi buat para perantauan pasti pada pengen kangen-kangenan sama keluarga dirumah kan😌

Belum lagi THR yang mepet waktunya, masa harus habis ratusan juta hanya untuk tiket? 😭 Mimin sih Alhamdulillah ya, tiap hari mudik, toh keluarga mimin di sekitaran Tangerang. Kasian yang orang tuanya di luar Jawa, atau mertuanya di Kalimantan. 😂 Butuh biaya dan energi ekstra.

Oh ya.. masalahnya mudik bukan cuman tentang biaya akomodasi dan transportasi, tapi juga biaya lainnya yang udah jadi kebiasaan. Dari mulai oleh-oleh (masa sih setahun bahkan lebih berkelana ga bawa hadiah buat sanak saudara?). Belum lagi kebiasaan ngasih amplop berisi uang buat anak-anak? Belum lagi ajak jalan-jalan keluarga sebagai momen kebersamaan.

Udah berapa tuh? Iseng-iseng yu..

Coba kita hitung kasar :

✔ Tiket pesawat untuk 2 dewasa 2 anak (4 x 2.5 juta) = 10 juta (anggap pakai darat juga kurang lebih sama)

✔ Oleh-oleh dan hadiah : 2 juta

✔ Amplop bagi-bagi keluarga : 5 juta.

✔ Masuk tempat rekreasi : 3 juta

Kurang lebih 20 juta Bro and Sis 🤔Belum kalau tiketnya yang 25 jutaan. Ga tahu berapa dah jadinya..😅 perasaan THR aja ga sebesar ini? Terus uangnya dari mana? Itulah kenapa pegadaian, Bank juga pinjaman online laku banget tanggal-tanggal segini.. riba? Nomor sekian lah, na'udzubillah. Demi sebuah harga diri dan gengsi. Yang ujungnya mempertaruhkan hawa nafsu.

Terus gimana ? Ga akan mudik ?  biasanya sih maksain. Karena sisi emosional yang tersentuh, masa iya sih ga pulang kampung? Logika harus duduk diam.

Belum lagi beban gengsi yang dipikul? Ada yang harus maksain ganti mobil dengan cicilan tiap bulan (balik mudik biasanya dijual karena ga sanggup bayar), ada yang ganti HP biar keliatan sukses, yang berat ganti status, dari jomblo 😂 (masa iya harus cari calon boongan biar ga ditanya "Kapan Nikah?")

Mimin ga lagi menyalahkan apapun dan siapapun, tapi mari kita ambil hikmah dan esensinya.. sebenarnya mudik ke kampung halaman ini bisa dianalogikan dengan mudik ke kampung akhirat loh..

Ada orang yang saat meninggal dunia wajahnya berseri, karena membawa banyak bekal.. ada juga yang bermuka masam karena ketakutan akan hari penghisaban..

Ada orang yang saat meninggal masih menyisakan banyak hutang yang belum terbayar, anak yang tak dididik agama, keluarga yang hancur.. Su'ul khotimah

Ada juga yang meninggal dengan tanpa beban hutang, memberikan warisan ilmu dan iman pada keturunannya.. Husnul khotimah..

Lalu pertanyaannya.. kalau hari ini kita bersusah payah untuk pulang kampung di dunia, berapa sungguh-sungguh kita pulang kampung ke akhirat?

Berapa banyak sedekah kita yang ikhlas?

Berapa khusyu sholat kita yang dilakukan?

Berapa sabar kita dalam shaum?

Berapa banyak orang yang telah kita bantu?

Berapa banyak zikir dan tilawah yang Istiqomah?

Berapa besar amal dan karya kita semasa di dunia?

Kalau untuk mudik saja kita serius menghitung pengeluaran, sudah berapa serius kita menghitung amal sebelum hari penghisaban kelak.

Astagfirullah 😭😭😭

Terlalu banyak maksiat yang dilakukan..

Masih ada hutang yang belum dilunasi..

Masih banyak orang yang pernah disakiti..

Lalu . Jika mudik di dunia ini sekaligus mudik kita ke kampung akhirat, sudah siapkah kita? 😭

Mari perbanyak amal di detik terakhir Ramadhan ini, jangan sampai kesibukan mencari baju baru atau mudik melalaikan esensi sejati kita.. untuk persiapan mudik ke kampung akhirat.

Dan, perbanyak do'a di malam Lailatul Qadar, 

"Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni."

"Wahai Allah, Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai orang yang minta ampunan. Karena itu ampunilah aku."

Subscribe to receive free email updates: